Thursday, April 22, 2010

Detik - Detik Piala Dunia 2010

Piala dunia 2010 telah mendekat, kurang beberapa hari saja kehadirannya muncul pada setiap pasang mata warga seluruh dunia. Selama kurang lebih 1 bulan, ajang bergengsi FIFA ke 19 ini siap untuk menghipnotis warga dunia. Afrika Selatan yang berhasil menjadi tuan rumah piala dunia 2010, tentu saja tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Jelas negara ini akan mempersiapkannya segala sesuatunya dengan sebaik mungkin, walaupun di tengah masyarakat dunia telah muncul beberapa rumor tentang kendala-kendala yang bisa merusak suasana pertandingan.


Berkelimpahan surga devisa, itulah yang akan dituai oleh Afrika Selatan dari para suporter dan penggemar sepakbola di seluruh dunia yang berantusias hadir ke Afrika. Dalam tiap penyelenggaraannya, ajang piala dunia ini selalu menjadi sorotan utama seluruh media massa, mulai dari media cetak, sampai dengan media televisi. Mereka berlomba-lomba untuk bisa meliput seluruh detail acara. Bahkan bisa dibilang, seakan-akan tidak ada lagi cabang olah raga yang lebih penting untuk diperbincangkan selain sepak bola. Di kantor, rumah, kafe, warung, dan berbagai tempat lain, sepertinya akan tidak menarik jika tidak memperbincangkan ajang sepakbola terbesar ini.

Dampak dan manfaat

Tetapi adapula dampak negatif ajang ini. Pada tahun 2006 saat piala dunia diadakan di Jerman, sejumlah pemilik rumah makan di Manado mengaku telah mengalami kemerosotan omset sekitar 50 sampai 70% (17/06/2006, 15:59 WIB - KOMPAS Cyber Media - NASIONAL, ), dan menurut saya tidak hanya di Manado rumah makan yang mengalaminya. Sedangkan menuirut M. Yusuf Suseno dalam tulisannya (Kompas, 9/6/2006) mengatakan “bahwa di setiap ajang Piala dunia, sekitar 80 persen kematian mendadak karena jantung muncul pada seseorang dengan kelainan jantung koroner”.

Tetapi diantara semua dampak yang muncul, dampak yang paling diwaspadai dan selalu menjadi sorotan penting kepolisian adalah Judi Bola. Judi Bola ini selalu marak dan meningkat drastis saat menjelang piala dunia. Berbagai kalangan, mulai dari masyarakat menengah kebawah, masyarakat menengah keatas, sampai dengan opnum aparat kepolisian. Beberapa opnum polisi di Kalimantan Selatan kala itu terjerat dalam kasus perjudian bola Piala dunia 2006. (Anggota Polisi Ditangkap karena Bisnis Judi Bola - 18/06/2006, 15:39 WIB - KOMPAS Cyber)

Untuk orang cerdik yang patuh terhadap hukum, ajang ini merupakan suatu peluang bisnis yang sangat prospek. Menurut mereka ini adalah kesempatan langkah dan harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Misal. Menjual pernik-pernik maskot piala dunia, pencetakan poste, dan lain sebagainya. Kemudian untuk pemilik warung, mereka berlomba-lomba untuk “mengadakan” sebuah pesawat televisi, walaupun dibelinya dengan kredit. Mereka mengharapkan akan banyak pengunjung yang nongkrong dan menghabiskan uang dan waktunya di sana. Untuk para pemilik kafe, mereka biasanya akan mengadakan acara dadakan atau musiman dengan tema Nonton Bareng (NONBAR) dan juga berharap akan banyak pengunjung yang antusias mendukung tim kesayangannya. Lucu memang, tetapi hal ini benar-benar menghasilkan.

Bagi sebagian kalangan muda, nonton piala dunia di warung maupun di kafe adalah hal yang menarik. Selain agar lebih rame dan seru, uang yang mereka keluarkan pun relatif tidak banyak. Dengan segelas kopi ataupun softdrink, mereka bisa menikmati ajang piala dunia ini dengan bebas.

Di setiap ajangnya, piala dunia selalu berhasil menghipnotis banyak banyak orang. Apalagi pada ajang piala dunia Afrika Selatan ini, ada hal yang menjadi suatu keuntungan tersendiri, yaitu dalam hal waktu penayangan.

Membatasi diri

Sebagai mahkluk sosial yang mempunyai harapan masa depan lebih baik, ada baiknya kita membatasi diri dari setiap godaan efek negatif piala dunia. Jangan sampai kita lupa kewajiban kita sebagai mahkluk sosial.

Waktu pertandingan yang diperkirakan bekisar antara pukul 16.00 sampai dengan pukul 19.00 semakin membuat banyak orang diuntungkan, karena dengan waktu penayangan yang ideal tersebut diperkirakan akan mempermudah seseorang untuk menonton. Pukul 16.00 sampai dengan pukul 19.00 adalah waktu bebas yang biasanya dihabiskan dengan bersantai.

Jika kita terlalu fanatik terhadap satu tim, emosi kita akan mudah untuk terpancing. Kita seringkali akan melakukan apa saja untuk bisa mendukung tim kesayangan. Tidak ingin tim kita diremehkan, kita akan rela untuk bertaruh dengan pendukung tim lawan. Semakin tim kita mendekati pertandingan final, semakin besar pula dukungan yang akan kita berikan.

Ada pendapat keliru tentang pengendalian diri bagi sebagian GIBOL tanah air.

Adalah judi kecil-kecilan atau biasanya hanya sekedar iseng. Hal ini kerap kali dilegalkan oleh banyak GIBOL dengan dalih hanya untuk memperiah suasana nonton bareng. Walaupun taruhannya hanya sekedar “traktiran makan”, hal ini tetap saja dianggap judi. Tanpa kita sadari, dalam dunia judi, hal kecil bisa menjadi hal besar. Tidak ingatkah kita bahwa banyak sekali pembunuhan yang dilakukan oleh “teman sendiri” karena judi.

Jika kita sudah sangat gila dalam mendukung tim kesayangan, bukan lagi sepiring makanan yang menjadi taruhan, melainkan harga diri lah yang menjadi taruhannya. Para gila bola layaknya suporter, mereka akan mudah emosi jika tim kesayangan mereka kalah. Dukungan mereka layaknya “bara api” yang akan mudah terbakar jika terkena sedikit “tiupan angin”.

Pembukaan piala dunia 11 Juni tinggal beberapa hari lagi, sudah siapkah kita untuk memagari diri? Jika ingin memanfaatkan ajang ini sebagai peluang bisnis, lakukanlah bisnis yang legal dan di sahkan oleh peraturan negara. Bukalah dada dalam menerima kekalahan tim kesayangan, jalankanlah akal sehat Anda dalam menyikapi semua tantangan dari pendukung tim lawan. Boleh kita terhipnotis gebyar piala dunia, tetapi bekalilah diri Anda dengan sugesti yang benar. Jangan sampai “kesalahan kecil” membuat diri kita sulit untuk menikmati piala dunia 2014 yang akan datang. (Krisno Sumilih)